》Imperialisme Hawa Nafsu 《
Sadarkah kita?
Nafsu telah menjajah diri.
Keegoisan, ketamakan, saling curiga, adu domba, feodalisme bak tradisi warisan kompeni..
Imperialisme oleh bangsa sendiri ?
Entahlah...
Sesuatu yang tak kasat mata, namun terasa.
Negri ini sedang diubek oleh sebagian kecil bangsa ini.
Ya.. mereka yang berdiri di atas kepentingan dirinya dan golongannya..
Siapa ?
Mereka yang berteriak "maling" padahal mereka merampok di teriknya matahari
Mereka berkata "prihatin" padahal mereka mengobok-obok tirani, mengeksploitasi kekayaan alam dan keringat rakyat jelata..
Mereka seakan ikut mengusung gerbong lokomotif reformasi
Seolah-olah mereka rela berkorban demi kepentingan bersama..
Siapa berani menyangka..
Perlawanan mereka, karna kaki mereka terjepit
Bukan karna menolong kaki saudara mereka yang terinjak-injak..
Siapa pula berani menduga..
Teriakan mereka hanya motivasi bagi yang lain
Sementara mereka berkipas-kipas berdiam diri..
Hingga tirani tergantikan..
Mereka berkoar, seolah-olah mereka lah reformis sejati.
Kurnia Putra
`Puisi Kematian`
Entah dari mana ketakutan itu datang
Setelah skian lama aku tak lagi dkat dgn-Mu
Tersentak ku dari lena yg panjang
Tringat akan maut yg datang bertamu
Masih adakah kesempatan itu
Masih cukupkah waktu yg trsisa
Untuk ku kembali dijalan-Mu
Menebus dosa di masa lalu
Tuhan..
Untuk sisa-sisa hari yg Kau pinjamkan kepada ku
Aku ingin meminta maaf kpada mreka yg pernah terzolimi oleh ku
yg tertindas karna kuasa ku
yg tersakiti atas ucapan ku
yg terperdaya dengan janji ku
Tuhan...
Mungkinkah smua itu masih pantas ku harapkan
stelah bgitu bnyak dosa yg kulakukan.
~*Sahabat*~
ikatan itu seperti simpul matitidak dapat lepas bgitu saja
rasa itu hadir sndiri
tak pernah datang karna terpaksa
kami brgerak dihampir stiap detik yg sama
mncoba merasakan hal sama
menyelesaikan masalah yg sama
bahkan tak jarang menangis bersama
Namun, bukan kami Sang Pemilik waktu
bukan kami Sang Penulis Takdir
dan bukan kami penentu sgalanya
kami hanya mengikuti
ketika sahabat pergi, maka ia tak benar pergi
raganya hanya beranjak, tapi hatinya selalu ada
kasihnya slalu bersama..
inikah aku?!
Wahai Dzat Yang Maha Rahim
Simpul ku kini dalam keputus asaan
Tadah tangan ku penuh permohonan
Senyap pejaman mata ku tak mampu meredam
Linang mata, linang dalam hati
Tlah banjir menyirami nadi hingga pori-pori ku
Berharap akan Rahman dan Rahim Mu
Ampuni aku, dan kabulkan Wahai Tuhan Pengasih ku
Tuhan,
dimana jiwa yang dulu tegar
bukankah engkau tak pernah ingkar
menguji hanya sebatas mampu ku
atau,,,,
kini aku yg mulai cengeng
merengek dalam ketidak berdayaan..
ini kah aku..??!
Dentang nafasmu menyeruak hingga senja
Tak ada Lelah yg menggores di wajah ayu mu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu trus berjalan untuk kami
Desah mimpi mu berlari mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindah mu
Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera do'a disetiap detik nafas kami
Dalam semua peran yg kau mainkan diBumi ini
Ini peran terbaik mu
Ibu... Kau berlian di hati kami
Relung hati mu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalam nya
Derai air mata mu menguntai sebuah harap
Disetiap Sholat malam mu
Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untuk mu
membopong smua mimpi mu dalam pundak kami
Ibu...
Maafkan kami jika kami membuat mu menangis
Begitu banyak tugas yang belum selesai
banyak hajat belum tertunai
Banyak budi belum dibalas
bagai hutang yg belum dilunasi
terlalu banyak yang ku terima
terlalu sedikit yang sempt ku beri
Ibu...
Kau lah PERMATA HATI....
Cara ku mencintaimu (sederhana)
Ku ingin mencintai mu dengan sederhana
Seperti kata yg tak sempat di ucapkan kayu kepada api yg menjadikannya abu
Seperti isyarat yg tak sempat di kirimkan awan kepada hujan yg menjadikannya tiada
jangan tanya mengapa karna inilah cara ku mencintai mu
memberi tanpa batas meski mungkin tak berbalas
Ajal...
Jika waktu itu tlah tiba
Takkan ada aral melintang
Tak perlu isak tangis
Tak perlu duka lara
Dan tak perlu kehilangan
Karna aku hanya sampah
Sampah yg tak mungkin di daur ulang
Meski kuat ingin ku
Meski tinggi hasrat ku
takkan mampu menunda waktu
Give Up....
"Sejarah mungkin berulang"
kata ini yg dulu memberi ku harapan
Harapan untuk memiliki mu lagi
Harapan untuk mengulang kisah
namun kenyataan berkata lain
Sejarah itu takkan mungkin ku ulang
Karena ku hanya masa lalu bagi mu
Sikap acuhmu, ketidakpedulian mu
menyatakan bahwa kau tak butuh aku
maaf, kini ku harus pergi
kan ku bakar semua tentang mu
Terbunuh Sepi.....
Sunyi sepi yg dulu bersahabat,,
memberi ketenangan dan kenyamanan,,
kini menjelma menjadi momok yg menakutkan..
menyeret ku dalam lembah kerinduan..
Rindu akan kasih sayang, belaian, dan canta tawa...
Kasih Ibu
Malam belum berganti
Tatkala mimpi kau campakkan dari pembaringanSang Surya pun msih bersembunyi
Tatkala kehidupan tlah kau bangkitkan
Dingin menghujam jantung
tak sanggup membuat mu berlutut
dan disaat terik mencengkram kepala pun
tak menyurutkan semangat mu
Kehidupan, kau jaga dengan setia
Kelelahan, kau bangkitkan dengan harapan
Kebimbangan kau kalahkan dgn seucap do'a
Kepongahan kau singkirkan dengan kejujuran
Ibu..
Kasih mu tiada dua
Pengorbanan mu tiada ujung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar